Berapakah sih Seharusnya biaya anggaran Digital Pemasaran Yang Pas?
Berapakah Seharusnya Bujet Digital Pemasaran Yang Pas?
Tentukan bujet digital marketing yang pas tergantung dalam beberapa faktor, termasuk tujuan usaha, ukuran perusahaan, industri, dan pasar sasaran. Bujet ini harus direncanakan sebegitu rupa hingga cukup buat meraih tujuan marketing tanpa memberatkan keuangan perusahaan.
Faktor yang Memengaruhi Bujet Digital Pemasaran
Ingin lebih pahami bagaimana ide digital marketing, faktor punya pengaruh dan aplikasinya, baca keterangan dari pegiat yang mumpuni di sektornya yakni Ryan Kristo Muljono, CEO dari Toffedev berikut:
1. Tujuan Marketing
Apa tujuan Anda untuk tingkatkan kesadaran merk, hasilkan leads, tingkatkan pemasaran, atau meluaskan market share? Tujuan lebih berambisi membutuhkan bujet semakin lebih besar.
2. Ukuran Usaha
Perusahaan besar umumnya membagikan bujet semakin lebih besar karena mereka mempunyai pasar yang bertambah luas untuk dicapai dibanding usaha kecil.
3. Industri dan Persaingan
Industri dengan kompetisi tinggi, seperti e-commerce atau tehnologi, kerap kali membutuhkan investasi yang semakin lebih besar untuk mencolok di pasar.
4. Basis yang Dipakai
Ongkos marketing di sosial media, Google Ads, atau e-mail pemasaran berlainan. Basis tertentu, seperti LinkedIn, condong tambah mahal dibanding Facebook atau Instagram.
5. Sasaran Audience
Bila sasaran audience Anda menyebar secara geografis atau memerlukan pendekatan personalisasi tinggi, bujet yang dibutuhkan akan semakin lebih besar.
6. Tipe Konten
Pembikinan konten berkualitas tinggi, seperti video professional atau artikel SEO, memerlukan ongkos semakin lebih besar dibanding konten sederhana.
7. Taktik Periode Pendek atau Panjang
Kampanye periode pendek kerap kali memerlukan bujet yang semakin lebih besar untuk hasil yang cepat, dan taktik periode panjang bisa direncanakan ongkos lebih efisien.
Dasar Umum untuk Tentukan Bujet Digital Pemasaran
Prosentase dari Penghasilan:
- Banyak ahli marketing mereferensikan peruntukan bujet marketing sekitaran 7-12% dari penghasilan kotor tahunan untuk usaha yang telah mapan.
- Startup atau usaha baru kerap kali membagikan 15-20% dari penghasilan untuk marketing, termasuk digital marketing, karena mereka perlu membuat kesadaran merk.
Breakdown Bujet:
Seharusnya distribusikan bujet berdasar kegiatan digital marketing:
- 50%: Iklan berbayar (Google Ads, sosial media).
- 20%: Pembikinan konten (website, video, infografis).
- 15%: SEO (optimisasi mesin perayap).
- 10%: E-mail pemasaran.
- 5%: Analitik dan alat marketing.
Contoh Perhitungan Bujet Digital Pemasaran
Contohnya, sebuah perusahaan dengan penghasilan tahunan Rp 1 miliar ingin membagikan 10% dari penghasilan kotor untuk marketing.
Keseluruhan bujet marketing:
10% × Rp 1 miliar = Rp 100 juta.
Peruntukan untuk digital marketing:
Bila 70% dari bujet marketing didistribusikan untuk digital marketing
70% × Rp 100 juta = Rp 70 juta.
Distribusi bujet digital marketing:
- Iklan berbayar: 50% × Rp 70 juta = Rp 35 juta.
- Konten: 20% × Rp 70 juta = Rp 14 juta.
- SEO: 15% × Rp 70 juta = Rp 10,lima juta.
- E-mail pemasaran: 10% × Rp 70 juta = Rp tujuh juta.
- Analitik dan alat marketing: 5% × Rp 70 juta = Rp 3,lima juta.